“Kilas Peristiwa Dibalik Sejarah Terbitnya Supersemar dan Pembubaran PKI”

274

(Painews.id)Peran strategis Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Sutjipto SH (Asisten Menpad/ Ketua G-5 KOTI), Brigjen Alamsyah Ratu Prawiranegara (Asisten Menpangad) sebaga *think tank lahirnya Supersemar*. Yang mana saat itu Mayjen Basuki Rachmat ditunjuk Pak Harto (Menpangad) sebagai Ketua Tim Politik.

Ada suatu kenyataan yang mana saat itu terjadi kebuntuan komunikasi antara Bung Karno dan Pak Harto seputar tentang pembubaran PKI. Pak Harto merujuk pada fakta-fakta bahwa PKI dibalik peristiwa G 30S/ PKI, tapi disisi lain Bung Karno beranggapan tidak demikian. Kebuntuan persepsi ini cukup berpengaruh terhadap sikap Pak Harto yang sudah ‘enggan’ membicarakan pembubaran PKI dengan Bung Karno.

Maka atas dasar situasi tersebut, Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Sutjipto SH, Brigjen Alamsyah Ratu Prawiranegara menyimpulkan harus ada ‘mediator’ yang dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada Bung Karno. Maka Brigjen Alamsyah RPN mengusulkan agar mengutus usahawan AM. Dasaad dan Hasyim Ning untuk menemui Bung Karno. Atas usulan ini Pak Harto menyetujui.

Bertepatan tanggal 11 Maret 1966, Bung Karno mengadakan Sidang Kabinet di Istana. Namun sidang tidak berjalan sebagaimana mestinya, Bung Karno meninggalkan Istana menuju Bogor. Maka akhirnya Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen Amir Machmud, Brigjen M. Jusuf diminta Pak Harto/ Menpangad untuk menyusul Bung Karno ke Istana Bogor menjelaskan situasi yang terjadi. Maka saat itulah Bung Karno mengeluarkan Surat Perintah kepada Pak Harto, memberikan wewenang agar dapat mengendalikan situasi keamanan dan tindakan lain yang dianggap perlu.

Maka berdasarkan Surat Perintah (SP) tersebut, Brigjen Sutjipto bersama Brigjen Alamsyah Ratu Perwiranegara mengkonsep surat pembubaran PKI yang merujuk pada SP dari Bung Karno kepada Letjen Soeharto (selaku Menpangad), yang kemudian menjadi dasar bagi Pak Harto, atas nama Panglima Tertinggi ABRI/ Pemimpin Besar Revolusi, untuk membubarkan PKI pada masa itu.

—//————-//————//—

_(Penggalan peristiwa ini dikutip dari testimoni H. Alamsyah Ratu Perwiranegara dalam dokumentasinya, pada tahun 1995 lalu)_

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini