Painews.id - Banyubiru - Dampak revitalisasi Rawapening sudah 2 tahun terakhir ini petani di seputaran Rawapening tidak bisa lagi menanam padi karena sawah tempat mereka bercocoktanam telah berubah menjadi genangan air.
Jamrodi Ketua kelompok tani Al Barokah, menyampaikan semoga Pemerintah dalam hal ini bisa memberikan solusi terbaik yang berpihak kepada petani yang terdampak tersebut, karena sudah 2 tahun ini sawah para petani di seputaran Rawapening tidak bisa tanam akibat tergenang elevasi Rawapening sehingga mata pencaharian mereka jadi terhenti. Jumat(13/8/2021)
Sudah 2 tahun ini sejak adanya revitalisasi Rawapening terjadi genangan air di lahan sawah kami, hal ini sangat berdampak pada nasib para petani di wilayah Kecamatan Banyubiru diantaranya Desa Kebumen, Rowoboni, Tegaron dan beberapa Desa lainnya di sekitar Rawapening. Sawah mereka tidak lagi bisa ditanami, jelas Samrodin(anggota kelompok tani). Itu tanah hak milik dan kami juga bayar pajaknya setiap tahun, imbuh nya.
Sampai saat ini sudah 2 tahun berjalan, namun belum ada kompensasi apapun dari Pemerintah, lanjut Muriyanto. Dan sekarang ada juga lahan milik warga yang digunakan untuk menimbun enceng gondok (bengok) oleh pekerja proyek tanpa seijin pemiliknya. Situasi yang dihadapi para petani saat ini mereka tidak berpenghasilan akibat tidak bisa bercocoktanam, terlebih lagi di masa pandemi covid19, imbuh nya.
Saat ditemui dilahan, Juliyanto warga Sukodono Kebumen Banyubiru, menyampaikan bahwa lahan miliknya mestinya setiap tahun sekali bisa panen padi untuk memenuhi kebutuhan hidup nya, namun sudah 2 tahun ini tidak lagi bisa digarap, dalam hal ini saya berharap Pemerintah mau peduli dengan nasib warganya, setidaknya agar lahannya bisa digarap lagi, dan berharap bisa mendapatkan ganti rugi / kompensasi atas merugikan yang dirasakannya. Ujarnya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya. ( Wsn / Hmd )